Kesenian Brendung merupakan kesenian tradisional masyarakat pesisir utara Jawa, khususnya daerah Kabupaten Pemalang, tepatnya milik
masyarakat Desa Sarwodadi Kecamatan Comal. Brendungan atau permainan brendung merupakan permainan tradisional menggunakan boneka dari tempurung kelapa dan bambu. Boneka tersebut dirias dan
didandani ala wanita cantik, kemudian ditancapkan pada alas tampah
(perabot dapur yang terbuat dari anyaman bambu untuk membersihkan beras; nyiru). Boneka wanita cantik konon melambangkan bidadari, atau menurut
istilah setempat dinamai Brendung.
Ada beberapa tokoh yang berperan dalam permainan ini, antara lain seorang walandang (pemimpin acara; atau dalam istilah setempat adalah mlandang), sekelompok penyanyi (biasanya terdiri atas 5-6 orang penyanyi), dan pemusik (terdiri atas dua orang penabuh kendang, dan seorang penabuh kecrekan). Tugas seorang walandang adalah memandu jalannya permainan, mulai dari persiapan permainan, mengundang inang atau roh agar masuk ke tubuh brendung, hingga menyelesaikan pertunjukan dengan mengeluarkan inang dari tubuh brendung. Dalam menjalankan tugasnya, seorang walandang dibantu oleh penyanyi dan pemusik. Tugas penyanyi adalah memancing brendung agar menari dan mengiringi brendung selama menari. Selain itu, penyanyi juga bertugas memegangi tampah sebagai alas brendung selama permainan. Adapun tugas pemusik adalah mengiringi penyanyi dalam menembangkan syair-syair Jawa.

Kesenian mistis
Sebagaimana kesenian masyarakat pesisir lainnya seperti jathilan, sintren, dan kuntulan yang kental dengan nuansa mistis, seni brendung juga menampilkan sisi magis melalui syair-syair yang dinyanyikan selama permainan. Syair tersebut dinyanyikan oleh sejumlah penyanyi wanita, biasanya terdiri atas 5-6 orang dengan diiringi oleh suara tetabuhan kendang dan kecrekan. Adapun syair yang digunakan dalam rangkaian acara brendungan adalah sebagai berikut.
Pada awal permainan, sekelompok penyanyi akan menembangkan syair-syair untuk mengundang inang atau roh agar merasuk ke dalam boneka.
Mbak ayune si Brendung
tumuruna mumpung sore
widadari patang puluh
age-age padha ngranjinga
yen ngranjing padha mbedhayana
yen wis mbedhayan padha njogeta. . .
Terjemahan
Mbakyu si Brendung
Turunlah selagi sore
Empat puluh bidadari
Lekas merasuklah
Kalau sudah merasuk, menarilah,
bergoyanglah...

mbok Brendung tumuruna
age-age mumpung sore
nggawaa jatukrama
kramane sing anggawe
sing nggawe katha lare
lare ndang-undang dewa. . .
Semakin lama gerakan brendung semakin kuat. Tampah yang dipegangi oleh para penyanyi semakin kuat bergerak. Hal itu menandakan bahwa inang telah berhasil masuk dalam tubuh brendung. Terkadang, para penyanyi mempersilakan penonton untuk mencoba memegangi tampah yang menjadi alas boneka brendung. Tahap ini adalah inti adalah inti dari permainan brendung. Jika tarian brendung sudah mulai melemah, tanda bahwa permainan akan segera selesai. Walandang kemudian segera mengambil dupa dan merapal mantra untuk selanjutnya menyelesaikan permainan brendungan.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam permainan khas masyarakat Pemalang tersebut. Dari syair yang digunakan, permainan brendung merupakan permainan yang memadukan unsur mitis dengan unsur pertunjukan. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, unsur mitis tergambarkan melalui sistem kepercayaan terhadap roh dan alam sekitar. Masyarakat Jawa mengenal istilah jagat cilik dan jagat gedhe untuk membedakan kehidupan manusia dan kehidupan yang melingkupi kehidupan manusia. Adanya kedua jagat tersebut, mengharuskan manusia Jawa untuk menyelaraskannya, sehingga tercapai suatu keseimbangan alam. Bayangkan jika manusia hanya condong kepada jagat cilik atau kehidupannya saja, tentu akan terjadi ketimpangan kehidupan. Kepercayaan ini yang mendorong manusia Jawa memercayai bahwa kedua jagat tersebut saling memengaruhi satu dengan lainnya. Artinya, perbuatan manusia sebagai jagat cilik akan memengaruhi kehidupan di jagat gedhe, yaitu kehidupan alam sekitarnya, demikian pula sebaliknya.
Oleh karena itu, pada permainan brendung dilakukan pertemuan antara kedua alam kehidupan, yaitu manusia sebagai jagat cilik dan roh sebagai manifestasi dari jagat gedhe. Pertemuan tersebut merupakan kontak kedua alam dengan tujuan agar tercapai 'kesepahaman' antara manusia dan roh di lingkungan sekitar manusia itu tinggal. Hal inilah yang kemudian dipahami sebagai upaya dalam menyeimbangkan kehidupan di kedua dunia. Semangat menyeimbangkan kehidupan dunia tersirat dalam pepatah memayu hayuning bawana 'menyelaraskan kehidupan dunia'. Semangat tersebut termanifestasi dalam berbagai segi kehidupan masyarakat Jawa, mulai dari ritual lahir sampai meninggal dunia. Oleh karena itu, di daerah Jawa banyak hal yang berhubungan dengan hal-hal mitis.
Dari segi horizontal, yaitu segi sosial, permainan brendung terbukti bertujuan menjadikan kehidupan manusia menjadi guyub rukun. Hal ini terceermin dari adanya interaksi sosial yang terjadi selama proses permainan berlangsung. Adanya interaksi sosial antar penonton brendungan menandakan bahwa permainan itu adalah salah satu hasil dari prinsip etika Jawa yang menjunjung nilai-nilai hormat dan rukun.
Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (SINGAPORE) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
BalasHapusDan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada MBAH SURYO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di SINGAPORE dan menang banyak
Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama MBAH SURYO dgn cara tlp di Nomor ;082-342-997-888 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya